Kamis, 22 Maret 2018

Solusi Kemacetan di Jalan KH. Amin Jasuta (Brimob) Kota Serang Provinsi Banten


         Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi public yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta.
Faktanya, kemacetan tidak hanya terjadi di kota besar, melainkan kota kecil sekalipun jika sistem lalu lintas dan transportasinya kurang baik maka akan terjadi kemacetan. Salah satunya di kampung halaman saya, yaitu Kota Serang Provinsi Banten. Ada beberapa titik kemacetan di Kota Serang, namun yang akan saya bahas adalah titik kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta atau yang lebih dikenal Jalan Brimob karena pada jalan ini terdapat kawasan Brimob. Berikut ini adalah gambar situasi kemacetan di Jalan KH. Amin Jasuta.


           Seperti yang telah kita lihat bahwa Jalan KH. Amin Jasuta termasuk titik kemacetan di Kota Serang. Menurut pengalaman saya selama tinggal di sini, kemacetan terjadi pada saat waktu tertentu seperti pada saat berangkat sekolah / kantor (pagi) dan juga pada saat pulang kantor (sore). Maka dari itu saya meninjau langsung ke lokasi untuk mengetahui apa saja sebenarnya faktor – faktor yang menyebabkan kemacetan itu terjadi. Saya memilih waktu pulang kerja (sore) sebagai waktu pengamatan saya. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan berdasarkan hasil pengamatan saya :

1.      Kondisi Jalan
Jalan KH. Amin Jasuta memiliki lebar jalan yaitu 4 meter yang terdiri atas 2 jalur dan 2 arah dimulai dari lampu merah Brimob sampai pertigaan Lontar-Kaloran. Berikut kondisi jalan KH. Amin Jasuta :

·       Jalan yang berlubang
Jalan berlubang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi para pengendara, sehingga banyak pengendara yang menghindari jalan berlubang tersebut yang berarti sama saja lebar jalan semakin menyempit.


·       Jalan yang retak
Kondisi jalan yang retak dapat membuat para pengendara menjadi tidak nyaman melintasi jalan tersebut.


·       Saluran air yang tidak layak
Saluran air mempunyai peranan penting untuk mengalirkan air jika terjadi hujan. Dengan kondisi saluran air yang tidak layak seperti ini, menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan seharusnya sehingga menyebabkan saluran tersebut tidak dapat menampung air lagi lalu air meluap dan menjadi genangan air yang dapat mengganggu pejalan kaki dan jika luapannya luas akan mengganggu pengendara.


·       Bahu jalan yang tidak layak, bahkan tidak ada jalur pejalan kaki
Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, genangan air seperti ini lah yang dapat mengganggu pejalan kaki dan juga pengendara. Selain mengganggu, kondisi ini juga membuat keindahan kota menjadi buruk.


2.      Persimpangan Jalan
Jalan KH. Amin Jasuta berakhir di pertigaan antara Jalan Brimob, Jalan Kaloran, dan Jalan Lontar. Pada pertigaan tersebut, tidak terdapat lampu lalu lintas yang dapat mengatur para pengendara agar dapat melintasi persimpangan tersebut dengan teratur. Sehingga pada jam sibuk, terjadi kemacetan pada pertigaan ini dikarenakan tidak adanya lampu lalu lintas, tidak adanya petugas yang mengatur lalu lintas, dan juga sikap tidak mau mengalah dari setiap pengendara.


3.      Angkutan Umum
Perilaku pengendara angkutan umum dalam hal ini adalah angkot yang terkadang seenaknya menaikkan dan menurunkan penumpang di Jalan KH. Amin Jasuta juga menjadi penyebab kemacetan. Jalanan yang sempit sehingga jika angkot itu berhenti, maka mobil di belakangnya tidak bisa menyalip, maka terjadilah kemacetan.


4.      Parkir sembarangan
Di pinggir jalan KH. Amin Jasuta banyak terdapat penjual makanan, penjual baju, dll. Tidak adanya lahan parkir bagi konsumen yang ingin membeli sesuatu di jalan ini menyebabkan para pengendara khususnya mobil memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan. Karena jalannya sempit, jadi yang memarkirkan mobilnya di pinggir jalan KH. Amin Jasuta otomatis mengambil sebagian kecil jalan, sehingga membuat kemacetan karena jalan sudah sangat sempit lalu dipersempit lagi dengan ada yang parkir sembarangan.




Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta? Setelah menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan, saya memiliki beberapa solusi yang menurut saya dapat mengurangi kemacetan di jalan tersebut. Berikut ini adalah beberapa solusi menurut saya :
1.     Memperbaiki kondisi jalan, baik yang berlubang, retak dll. Sehingga pengendara dapat merasakan kenyamanan berkendara. Jika jalan tidak ada yang berlubang ataupun retak, pengendara dapat melintasi jalan sesuai dengan lebar jalannya tanpa harus menghindari suatu lubang yang berarti mengurangi lebar jalan.



2.    Memperbaiki saluran air sehingga dapat berfungsi secara optimal. Jika saluran air dapat mengalir secara optimal, maka ketika hujan air dapat mengalir pada saluran tersebut sehingga tidak akan ada genangan air yang dapat mengganggu pejalan kaki dan juga pengendara.
3.   Membuat jalur pedestrian, seharusnya di setiap jalan itu ada jalur bagi pejalan kaki. Selain digunakan untuk orang berjalan kaki, jalur pedestrian yang baik juga dapat memperindah kota. Asalkan jalur pedestrian ini tidak disalahgunakan dengan berjualan ataupun sebagai lahar parkir liar.



4.    Perlu adanya petugas baik dari polisi lalu lintas maupun dinas perhubungan yang dapat mengatur lalu lintas di persimpangan jalan. Hal ini dapat mengurangi keegoisan pengendara yang tidak mau mengalah sehingga arus lalu lintas menjadi lancar.
5.   Karena lebar jalan yang sempit, menurut saya di jalan ini tidak diperbolehkan semua pengendara untuk berhenti maupun parkir di pinggir jalan. Kecuali ada lahan parkir tersendiri yang disediakan oleh masing-masing penjual/pengusaha yang mungkin menjorok ke dalam sehingga tidak mengganggu jalur pedestrian dan jalan.
6.   Tidak memperbolehkan angkot melintas pada waktu sibuk 06.00-08.00 dan juga 16.00-17.00. Sosialisasi bagi para pengendara angkot untuk tidak melintas di jalan dan waktu tersebut. Sanksi tegas diberikan kepada para pengendara angkot yang melanggar sehingga membuat jera para pelanggar.

Jika semua solusi yang saya berikan telah dilaksanakan dan masih saja terjadi kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta, solusi terakhir yang mungkin dapat mengurangi kemacetan adalah dengan memberlakukan sistem one way atau sistem jalan dengan satu arah. Jalur 1 arah ini diberlakukan pada saat jam sibuk saja yaitu pukul 06.00-08.00 dan 16.00-17.00. Untuk arahnya yaitu pada pagi hari, 1 arah ke arah kaloran atau dalam hal ini ke arah pusat Kota Serang dan pada sore hari, 1 arah ke arah lampu merah brimob atau dalam hal ini ke arah daerah pemukiman. Menurut saya dengan sistem seperti ini akan mengurangi macet sehingga keluhan kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta di waktu sibuk yang dapat menghambat aktivitas tidak lagi terjadi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Gambar 1 : Jalan KH. Amin Jasuta berdasarkan Google Maps


Gambar 2 : Sketsa Jalan & arah lalu lintasnya sebelum diberlakukan sistem one way


Gambar 3 : Sketsa jalan & arah lalu lintasnya setelah diberlakukan sistem one way (pagi hari)


Gambar 4 : Sketsa jalan & arah lalu lintasnya setelah diberlakukan sistem one way (sore hari)


Demikianlah pembahasan saya tentang kemacetan khususnya di Jalan KH. Amin Jasuta Kota Serang Banten beserta beberapa solusi dari saya pribadi, semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang melihat blog saya ini. Saya berharap akan ada upaya dari pemerintah Kota Serang untuk memperbaiki sistem lalu lintas di jalan tersebut agar warga Kota Serang dapat lebih nyaman saat melintasi jalan tersebut. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam tulisan saya itu, terima kasih.