Senin, 19 Juni 2017

4 Gaya Kepemimpinan menurut Hersey & Blanchard



Teori kepemimpinan situasional atau the situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis buku Situational Leader  dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (sekarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9).

Teori ini pada awalnya diintrodusir sebagai “Life Cycle Theory of Leadership”. Sampai kemudian pada pertengahan 1970an “Life Cycle Theory of Leadership” berganti dengan sebutan “Situational Leadership Theory“. Di akhir 1970an dan awal 1980an, masing-masing penulis mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri. Hersey mengembangkan Situational Leadership Model dan Blancard – mengembangkan Situational Leadership Model II.

Hersey & Blanchard (1988) telah mengilhamkan satu model gaya kepimpinan yang mengikut kepada situasi orang bawahan dengan membagikan gaya kepimpinan kepada empat dimensi, yaitu gaya kepimpinan memberitahu (telling), menjual (selling), penyertaan (participating) dan penyerahan tugas (delegating). Pemimpin yang bijak akan memilih gaya yang bersesuaian dengan situasi semasa dan kemampuan kumpulannya. Tetapi tidak ada satu gaya yang dapat dianggap sebagai terbaik kerana ia bergantung pada situasi, pengalaman pengikut dan tugas yang perlu dilaksanakan.

4 Gaya Kepemimpinan (Leadership Styles)

Tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Hersey dan Blanchard memilah gaya kepemimpinan dalam perilaku kerja dan perilaku hubungan yang harus diterapkan terhadap pengikut dengan derajat kesiapan/kematangan tertentu.

Perilaku kerja meliputi penggunaan komunikasi satu-arah, pendiktean tugas, dan pemberitahuan pada pengikut seputar hal apa saja yang harus mereka lakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya. Pemimpin yang efektif menggunakan tingkat perilaku kerja yang tinggi di sejumlah situasi dan hanya sekedarnya di situasi lain.

Perilaku hubungan meliputi penggunaan komunikasi dua-arah, mendengar, memotivasi, melibatkan pengikut dalam proses pengambilan keputusan, serta memberikan dukungan emosional pada mereka. Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbeda di aneka situasi.

TELLING (M1)

Gaya kepimpinan ‘telling’ (memberitahu) adalah gaya kepimpinan yang dikatakan pemimpin yang tidak mempercayai orang bawahannya dan banyak memberi arahan kepada orang bawahan untuk melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukan tanpa melihat hubungan antara pemimpin dengan orang bawahannya. Pemimpin mengenal pasti masalah, membuat keputusan dan menetapkan tindakan yang perlu dilakukan secara sendirian. Pemimpin seperti ini tidak memikirkan perasaan dan pandangan orang lain terhadap keputusan yang telah dibuatnya. Sesuai dengan pengikut yang rendah tahap kesediaannya Contohnya: Seseorang pengurus itu akan lebih banyak mengarah dan menyuruh apa yang perlu dilakukan oleh orang bawahannya dari A ke Z.

SELLING (M2)

Gaya kepimpinan ‘selling’ (menjual) menunjukkan hubungan tinggi dari segi penyelesaian masalah dan hubungan dengan orang bawahan adalah rapat sebagai satu organisasi. Pemimpin akan menerangkan lebih lanjut tentang pendapatnya mendapat sokongan daripada pengikut. Dalam gaya kepimpinan ini, keputusan masih dilakukan oleh pemimpin dan kemudian menerangkan lebih lanjut tentang pendapatnya untuk mendapat sokongan daripada pengikut. Dengan cara ini, pengikut paham apa yang ditetapkan dan bersedia melaksanakan tugas. Sesuai dengan pengikut yang digolongkan sebagai rendah – sederhana di segi tahap kesediaan. Contohnya : Seseorang pengurus itu biasanya dilihat lebih kepada pendekatan sosial (social approach) untuk memimpin kumpulan atau lebih kepada perbincangan yang bersifat terbuka.

PARTICIPATING (M3)

Gaya kepimpinan ’participating’ (menyertai) dilihat dengan perilaku pemimpin yang lebih banyak memfokuskan perhatian pada kualitas hubungan dan kurang memperhatikan penyelesaian tugas-tugas. Pemimpin yang lebih menumpukan perhatian pada kualitas hubungan dan memperlihatkan penyelesaian tugas. Pemimpin meminta reaksi dan pandangan dari pengikutnya sebelum membuat keputusan. Bagaimanapun keputusan masih di tangan pemimpin. Ia sesuai dengan pengikut yang mempunyai tahap kesediaan antara sederhana ke tinggi. Pengikut yang berkebolehan tetapi tidak sanggup dan tidak yakin memerlukan sokongan supaya meningkatkan motivasi.

DELEGATING (M4)

Gaya kepimpinan ’delegating’ (menyerahkan) tugas menunjukkan peningkatan kepercayaan yang tinggi dari pemimpin terhadap orang bawahannya dan memberikan kepercayaan orang bawahan untuk melakukan tugasnya sendiri dengan sedikit pengarahan dan sedikit sekali hubungan antara personal. Pemimpin mengenal pasti masalah, merangka panduan, batasan dan syarat bertindak lalu menyerahkan kepada pengikut untuk membuat keputusan. Walaupun autoriti telah diagihkan, responsibiliti dan akauntabiliti terhadap keputusan yang dibuat masih terletak di bahu pemimpin.

Sumber:
http://perilakuorganisasi.com/teori-kepemimpinan-situasional.html


Sabtu, 10 Juni 2017

Seminar Bermanfaat



Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".

Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.

Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam diskusi).

Setelah memahami bahwa proses pembelajaran tidak hanya bersumber dari dalam kelas, seminar ini merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran selain di dalam kelas. Maka dari itu saya mengikuti beberapa seminar yang akan saya jelaskan berikut ini.

Seminar 1



Seminar dengan tema "Relasi Interpersonal yang Salah pada Generasi Muda" yang diadakan pada tanggal 27 April 2017 di Auditorium D462 Kampus D Universitas Gunadarma, Depok. Seminar ini diselenggarakan oleh BEM FIKTI (Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi) Universitas Gunadarma. Seminar berlangsung dari pukul 08.30-13.00 WIB. Terdapat 3 narasumber, yaitu Dr. Dona Eka Putri, M.Psi (Psikolog), dr Arietta Pusponegoro, SpOG(K) (Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi), dan IPDA Nurull Kamila Wati, S.T.K (Kasubnit PPA Polresta Depok).

Kesimpulan dari seminar tersebut adalah :



1. Kenakalan remaja pada saat ini sudah sangat menghawatirkan, dari mulai memakai narkoba, pergaulan bebas, tawuran dsb. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya perhatian dari keluarga terutama orang tua yang tidak memberikan penanaman moral dan keimanan kepada anak untuk menjauhi hal-hal negatif tersebut. Setiap orang tua harus menyisihkan sebagian waktu dari kesibukannya untuk ngobrol dengan anak agar dapat memantau terus apa yang dilakukan anak untuk mencegah kenakalan remaja yang merajalela. (Dr. Dona Eka Putri, M.Psi)



2. Penggunaan gadget yang berlebihan dan menyimpang dapat pula menjerumuskan remaja kepada perilaku negatif. Kebebasan dalam mengakses internet dapat mudah disalah gunakan apabila pemiliknya kurang keimanan atau tidak punya prinsip. Contoh kasus adalah pornografi mudah sekali diakses melalui gadget. Hal itu akan membuat pemiliknya terutama remaja akan terpengaruh dan ingin melakukannya sendiri di kehidupan nyata, yang tentunya perilaku tersebut sangat menyimpang dan harus dihindari. (dr Arietta Pusponegoro, SpOG(K))



3. Dibutuhkannya sinergitas antara masyarakat dan polisi untuk menanggulangi permasalahan pada remaja ini. Polisi sudah merupakan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan, pengawasan terhadap kegiatan remaja terutama di malam hari yang tidak jelas tujuannya apa, tapi kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk melaporkan apabila ada suatu hal yang bersifat negatif yang dilakukan oleh siapapun. (IPDA Nurull Kamila Wati, S.T.K)

Seminar 2



Seminar dengan tema "The Power of Klik" yang diadakan pada tanggal 28 April 2017 di Auditorium D462 Kampus D Universitas Gunadarma, Depok. Seminar ini diselenggarakan oleh UKM Snap Photography Universitas Gunadarma. Seminar berlangsung 2 sesi karena terpotong solat jumat, sesi pertama dari pukul 09.30-11.30 lalu dilanjut sesi kedua dari pukul 14.00-16.00 WIB. Terdapat 2 narasumber, yaitu Ray Bachtiar Dradjat dan Setiadi Darmawan (Fotografer Profesional).

Kesimpulan dari seminar tersebut adalah :



1. Pada awalnya Setiadi Darmawan hanya memiliki kamera biasa, kamera digital yang berukuran kecil. Namun menurut beliau, hasil foto akan bergantung pada teknik dan kemampuan yang dimilik oleh fotografer itu sendiri. Jadi mau sebagus apapun kameranya, jika yang mengambil foto tidak memiliki kemampuan yang mumpuni, maka hasil fotonya akan biasa saja. Perlahan beliau mulai memiliki kamera yang lebih canggih. Setiadi Darmawan sudah hampir keliling Indonesia hanya untuk mencari spot foto yang indah namun tersembunyi di Indonesia. Menurut beliau, setiap momen apalagi momen yang dicapai dengan susah payah seperti naik gunung dsb nya tentu wajib diabadikan. Foto merupakan benda yang bisa menggambarkan pemiliknya meskipun si pemiliknya suda tiada. (Setiadi Darmawan)



2. Sebenarnya untuk belajar mengambil foto dengan baik itu gampang gampang susah. Tergantung bagaimana niat dan tekad kita untuk mengambil foto berkualtias atau bahkan menjadi seorang fotografer profesional. Pekerjaan terbaik adalah hobi yang bisa menghasilkan uang. Dari hanya memotret saja dapat menghidupi keluarga. (Ray Bachtiar Dradjat)

Seminar 3



Seminar dengan tema "Melawan Arus, Saatnya Menjadi Pemuda Extraordinary" yang diadakan pada tanggal 10 Juni 2017 di Auditorium D462 Kampus D Universitas Gunadarma, Depok. Seminar ini diselenggarakan oleh UKM Fajrul Islam Universitas Gunadarma. Seminar berlangsung dari pukul 09.30-11.30 lalu dilanjut sesi kedua dari pukul 13.30-16.00 WIB. Terdapat 2 narasumber, yaitu Kang Abay (Penulis Novel Cinta dalam Ikhlas) dan Choqi Isyaraqi (Penulis tumblr choqi-isyaraqi.tumblr.com).

Kesimpulan dari seminar tersebut adalah :



1. Orang yang dapat sukses di dunia adalah orang-orang terpilih, hanya segelintir orang di dunia ini yang merasakan sukses. Orang yang dapat masuk surga jumlahnya sangat sedikit sekali bahkan jika diumpamakan ada 1000 manusia hanya 1 manusia yang dapat masuk surga. Hal tersebut menggambarkan bahwa kita harus memperjuangkan apa yang ingin kita capai, seperti sukses dan juga masuk surga. Untuk menjadi pemuda extraordinary, maka terlebih dahulu kita harus mengenali diri kita sendiri. Kita harus tau minat dan bakat kita itu seperti apa. Sesungguhnya Allah telat menggariskan suatu bakat kepada kita hanya tinggal kita sendiri yang mampu atau tidak untuk menemukannya dan memanfaatkannya. Hal yang harus dilakukan dalam rangka menemukan diri yaitu mengikuti kata hati kita sendiri, melihat kembali masa lalu, melalui tes bakat dan kepribadian. Setelah kita mengenal diri kita sendiri, kita sudah mengetahui tujuan hidup kita seperti apa, maka kita dapat mulai menjalankan hal tersebut sesuai dengan diri kita. Pastinya jika kita melakukan pekerjaan sesuai passion kita, maka pekerjaan yang dirasa berat, akan terasa ringan. Ada satu lagi yang akan mendukung kita menjadi pemuda yang extraordinary, yaitu kita menjadi orang yang berbeda. Berbeda disini tentu bermakna positif, artinya seperti kreatif, inovatif. Tidak ada kata terlambat bagi kita untuk memulai suatu hal yang sesuai diri kita, yang sudah digariskan oleh Allah, kita semua harus memanfaatkannya. (Kang Abay)




2. Kang Choqi adalah lulusan SITH ITB. Namun beliau mengaku bahwa sebenarnya beliau salah jurusan. Hal tersebut tidak membuat Kang Choqi menjadi patah semangat. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Kang Choqi menemukan passionnya yaitu menulis. Tentu dalam proses menuju ke Kang Choqi yang sekarang melewati proses yang cukup panjang. Dari yang awalnya berada di lingkungan yang bisa dibilang kurang baik dan tidak sesuai, Kang Choqi berlalih ke arah lingkungan yang lebih baik. Sering mengikuti mentoring, ceramah dsb membuat Kang Choqi menjadi yang sekarang. Kang Choqi memberikan pemaparan mengenai perjuangan para pemuda pada saat zaman Rasulullah yang sangat cerdas, pemberani, dan jujur. Mata uang yang berlaku di negara manapun di dunia adalah KEJUJURAN. Hal tersebut yang sekarang mulai luntur di kalangan pemuda. Pemuda sekarang kebanyakan tidak memikirkan masa depan, cenderung hedonisme, dan hanya memikirkan urusan cinta. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa sudah seharusnya memiliki cita-cita yang tinggi untuk mengharumkan agama, bangsa dan negara.





Jumat, 09 Juni 2017

Permasalahan Komunikasi dalam Perusahaan yang Bergerak di Bidang Teknik Sipil dan Solusinya

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986). Manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan interaksi dengan sesama manusia, salah satunya dengan cara berkomunikasi. Komunikasi sendiri terbagi menjadi 2 yaitu komunikasi verbal dan non verbal.

Dalam berkomunikasi tidak selamanya berjalan dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam komunikasi atau biasa kita kenal sebagai miss communication.  Kesalahan dalam komunikasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perbedaan persepsi, tidak mendengarkan dengan baik / tidak fokus, atau penggunaan bahasa yang berbeda, sehingga maksud yang kita ingin sampaikan menjadi tidak tersampaikan dengan baik.

Untuk permasalahan komunikasi dalam perusahaan di bidang teknik sipil pada dasarnya disebabkan oleh miss communication. Seperti misalnya ada pegawai baru yang masih muda dan kurang pengalaman, diberi amanah oleh atasannya untuk menyampaikan revisi kepada pegawai yang bekerja di lapangan, namun dengan kurangnya kemampuan berkomunikasi sehingga revisi tersebut tidak tersampaikan dengan baik sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai di lapangan tidak sesuai dengan revisi yang harusnya telah disampaikan tersebut. Sehingga pekerjaan menjadi dilakukan 2 kali yang pastinya akan membuat kerugian dalam segi waktu, finansial dsb.

Contoh Permasalahan Komunikasi dalam Perusahaan

PT Golden Castle, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antar karyawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Penyebab Permasalahan Komunikasi dalam Perusahaan

Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan.
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan suhu ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang akan timbul, karena dengan suasana yang harmonis dan akrab maka masalah akan sulit untuk muncul.

Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku Organisasi) :

Ø  Harus dirasakan oleh pihak terkait
Ø  Merupakan masalah persepsi
Ø  Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
Ø  Interaksi negatif-bersilangan
Ø  Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.

Di dalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan konflik antar individu akan sering terjadi. Konflik yang sering terjadi biasanya adalah karena masalah komunikasi yang kurang baik. Sehingga cara mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami manajemen inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.

Hal-Hal yang Harus Dilakukan agar Permasalahan Komunikasi Tidak Terjadi Kembali

Seharusnya atasan harus bisa membaca pikiran atau keinginan para karyawannya, atasan juga harus sering berkomunikasi langsung dengan para karyawannya sehingga tidak terjadi miss communication, dengan begitu atasan dapat mengetahui bagaimana sifat dan keinginan para karyawannya tersebut. Dalam mengubah kebijakan mengenai perhitungan gaji atau upah kerja karyawan seharusnya ikut di bicarakan dengan para karyawan, karena perubahan kebijakan dalam suatu perusahaan harus segera di beritahukan kepada pihak yang bersangkutan termasuk para karyawan juga, apalagi mengenai gaji.

Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bisa-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.

Sehingga untuk mensiasati masalah ini bisa dilakukan dengan cara : 

1. Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi