Antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah
(satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas
layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem
yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara
luas (Siagian, 1987). Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu
menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan
pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum
terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh : Pembayaran belanjaan di Indomaret Margonda di Depan Jl. Kober.
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk pembayaran belanjaan.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran belanjaan oleh satu kasir.
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh : Pembayaran belanjaan di Indomaret Margonda di Depan Jl. Kober.
Gambar 1. Pembeli sedang Melakukan Pembayaran |
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk pembayaran belanjaan.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran belanjaan oleh satu kasir.
2. Single Channel – Multi Phase
Sistem Single Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan dalam satu jalur antrian.
Contoh : Pembelian makanan “makaroni ngehe”.
Sistem Single Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan dalam satu jalur antrian.
Contoh : Pembelian makanan “makaroni ngehe”.
Gambar 2. Antrian di Makaroni Ngehe. |
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk membeli “makaroni ngehe”.
Multi Phase :
1. Memesan makanan (seperti pria berbaju putih pada gambar 2).
2. Mencicipi racikan makanan yang telah dibuat (seperti pria berbaju putih pada gambar 2).
3. Membayar dan mengambil makanan yang dipesan (seperti wanita berbaju hitam pada gambar 2).
3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh : Pembelian dan pengisian bahan bakar motor (BBM) di POM Bensin Margonda lampu merah Juanda
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh : Pembelian dan pengisian bahan bakar motor (BBM) di POM Bensin Margonda lampu merah Juanda
Gambar 3. POM Bensin untuk Mobil |
Gambar 4. POM Bensin untuk Motor |
Multi Channel :
1. Satu jalur pengisian bensin jenis pertalite untuk motor.
2. Satu jalur pengisian bensin jenis pertamax dan pertamax turbo untuk motor.
3. Satu jalur pengisian bensin jenis pertalite untuk mobil.
4. Satu jalur pengisian bensin jenis pertamax dan pertamax turbo untuk mobil.
5. Satu jalur pengisian bensin jenis diesel/solar dan bio solar.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran pengisian bahan bakar motor (BBM).
4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan melalui dua atau lebih jalur pada waktu bersamaan.
Contoh : Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Sistem Multi Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan melalui dua atau lebih jalur pada waktu bersamaan.
Contoh : Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Gambar 5. Pendaftaran Rawat Jalan |
Gambar 6. Pendaftaran Rawat Inap |
Gambar 7. Pembayaran Rawat Inap |
Gambar 8. Pembayaran Tunai dan Asuransi |
1. Jalur antrian untuk pendaftaran rawat jalan.
2. Jalur antrian untuk pendaftaran rawat inap.
3. Jalur antrian untuk pendaftaran check up.
4. Jalur antrian untuk memasuki ruangan dokter untuk diperiksa.
5. Jalur antrian untuk pembayaran rawat inap.
6. Jalur antrian untuk pembayaran tunai dan asuransi.
7. Jalur antrian untuk pembelian dan pembayaran obat.
8. Jalur antrian untuk pengambilan obat.
Multi Phase (untuk pemeriksaan kesehatan) :
1. Melakukan pendaftaran.
2. Pemeriksaan oleh dokter di ruangan dokter.
3. Membeli dan membayar obat sesuai resep dokter.
4. Mengambil obat.
Sumber : http://www.academia.edu/6619773/TEORI_ANTRIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar