Selasa, 06 November 2018
Sabtu, 14 April 2018
Macam - Macam Struktur Antrian
Antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah
(satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas
layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem
yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara
luas (Siagian, 1987). Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu
menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan
pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum
terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh : Pembayaran belanjaan di Indomaret Margonda di Depan Jl. Kober.
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk pembayaran belanjaan.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran belanjaan oleh satu kasir.
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh : Pembayaran belanjaan di Indomaret Margonda di Depan Jl. Kober.
Gambar 1. Pembeli sedang Melakukan Pembayaran |
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk pembayaran belanjaan.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran belanjaan oleh satu kasir.
2. Single Channel – Multi Phase
Sistem Single Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan dalam satu jalur antrian.
Contoh : Pembelian makanan “makaroni ngehe”.
Sistem Single Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan dalam satu jalur antrian.
Contoh : Pembelian makanan “makaroni ngehe”.
Gambar 2. Antrian di Makaroni Ngehe. |
Single Channel :
Satu jalur pelayanan untuk membeli “makaroni ngehe”.
Multi Phase :
1. Memesan makanan (seperti pria berbaju putih pada gambar 2).
2. Mencicipi racikan makanan yang telah dibuat (seperti pria berbaju putih pada gambar 2).
3. Membayar dan mengambil makanan yang dipesan (seperti wanita berbaju hitam pada gambar 2).
3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh : Pembelian dan pengisian bahan bakar motor (BBM) di POM Bensin Margonda lampu merah Juanda
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh : Pembelian dan pengisian bahan bakar motor (BBM) di POM Bensin Margonda lampu merah Juanda
Gambar 3. POM Bensin untuk Mobil |
Gambar 4. POM Bensin untuk Motor |
Multi Channel :
1. Satu jalur pengisian bensin jenis pertalite untuk motor.
2. Satu jalur pengisian bensin jenis pertamax dan pertamax turbo untuk motor.
3. Satu jalur pengisian bensin jenis pertalite untuk mobil.
4. Satu jalur pengisian bensin jenis pertamax dan pertamax turbo untuk mobil.
5. Satu jalur pengisian bensin jenis diesel/solar dan bio solar.
Single Phase :
Satu tahap pelayanan pembayaran pengisian bahan bakar motor (BBM).
4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan melalui dua atau lebih jalur pada waktu bersamaan.
Contoh : Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Sistem Multi Channel - Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan melalui dua atau lebih jalur pada waktu bersamaan.
Contoh : Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Gambar 5. Pendaftaran Rawat Jalan |
Gambar 6. Pendaftaran Rawat Inap |
Gambar 7. Pembayaran Rawat Inap |
Gambar 8. Pembayaran Tunai dan Asuransi |
1. Jalur antrian untuk pendaftaran rawat jalan.
2. Jalur antrian untuk pendaftaran rawat inap.
3. Jalur antrian untuk pendaftaran check up.
4. Jalur antrian untuk memasuki ruangan dokter untuk diperiksa.
5. Jalur antrian untuk pembayaran rawat inap.
6. Jalur antrian untuk pembayaran tunai dan asuransi.
7. Jalur antrian untuk pembelian dan pembayaran obat.
8. Jalur antrian untuk pengambilan obat.
Multi Phase (untuk pemeriksaan kesehatan) :
1. Melakukan pendaftaran.
2. Pemeriksaan oleh dokter di ruangan dokter.
3. Membeli dan membayar obat sesuai resep dokter.
4. Mengambil obat.
Sumber : http://www.academia.edu/6619773/TEORI_ANTRIAN
Kamis, 22 Maret 2018
Solusi Kemacetan di Jalan KH. Amin Jasuta (Brimob) Kota Serang Provinsi Banten
Kemacetan
adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai
transportasi public yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya
kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta.
Faktanya,
kemacetan tidak hanya terjadi di kota besar, melainkan kota kecil sekalipun
jika sistem lalu lintas dan transportasinya kurang baik maka akan terjadi
kemacetan. Salah satunya di kampung halaman saya, yaitu Kota Serang Provinsi
Banten. Ada beberapa titik kemacetan di Kota Serang, namun yang akan saya bahas
adalah titik kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta atau yang lebih dikenal Jalan
Brimob karena pada jalan ini terdapat kawasan Brimob. Berikut ini adalah gambar
situasi kemacetan di Jalan KH. Amin Jasuta.
Seperti
yang telah kita lihat bahwa Jalan KH. Amin Jasuta termasuk titik kemacetan di
Kota Serang. Menurut pengalaman saya selama tinggal di sini, kemacetan terjadi
pada saat waktu tertentu seperti pada saat berangkat sekolah / kantor (pagi)
dan juga pada saat pulang kantor (sore). Maka dari itu saya meninjau langsung
ke lokasi untuk mengetahui apa saja sebenarnya faktor – faktor yang menyebabkan
kemacetan itu terjadi. Saya memilih waktu pulang kerja (sore) sebagai waktu
pengamatan saya. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan
berdasarkan hasil pengamatan saya :
1.
Kondisi Jalan
Jalan
KH. Amin Jasuta memiliki lebar jalan yaitu 4 meter yang terdiri atas 2 jalur
dan 2 arah dimulai dari lampu merah Brimob sampai pertigaan Lontar-Kaloran.
Berikut kondisi jalan KH. Amin Jasuta :
· Jalan yang berlubang
Jalan berlubang dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman bagi para pengendara, sehingga banyak pengendara yang menghindari
jalan berlubang tersebut yang berarti sama saja lebar jalan semakin menyempit.
· Jalan yang retak
Kondisi jalan yang retak dapat membuat
para pengendara menjadi tidak nyaman melintasi jalan tersebut.
· Saluran air yang tidak
layak
Saluran air mempunyai
peranan penting untuk mengalirkan air jika terjadi hujan. Dengan kondisi
saluran air yang tidak layak seperti ini, menyebabkan air tidak dapat mengalir
dengan seharusnya sehingga menyebabkan saluran tersebut tidak dapat menampung
air lagi lalu air meluap dan menjadi genangan air yang dapat mengganggu pejalan
kaki dan jika luapannya luas akan mengganggu pengendara.
· Bahu jalan yang tidak layak, bahkan
tidak ada jalur pejalan kaki
Seperti yang telah saya jelaskan
sebelumnya, genangan air seperti ini lah yang dapat mengganggu pejalan kaki dan
juga pengendara. Selain mengganggu, kondisi ini juga membuat keindahan kota
menjadi buruk.
2.
Persimpangan Jalan
Jalan
KH. Amin Jasuta berakhir di pertigaan antara Jalan Brimob, Jalan Kaloran, dan
Jalan Lontar. Pada pertigaan tersebut, tidak terdapat lampu lalu lintas yang
dapat mengatur para pengendara agar dapat melintasi persimpangan tersebut
dengan teratur. Sehingga pada jam sibuk, terjadi kemacetan pada pertigaan ini
dikarenakan tidak adanya lampu lalu lintas, tidak adanya petugas yang mengatur
lalu lintas, dan juga sikap tidak mau mengalah dari setiap pengendara.
3.
Angkutan Umum
Perilaku
pengendara angkutan umum dalam hal ini adalah angkot yang terkadang seenaknya
menaikkan dan menurunkan penumpang di Jalan KH. Amin Jasuta juga menjadi
penyebab kemacetan. Jalanan yang sempit sehingga jika angkot itu berhenti, maka
mobil di belakangnya tidak bisa menyalip, maka terjadilah kemacetan.
4.
Parkir sembarangan
Di
pinggir jalan KH. Amin Jasuta banyak terdapat penjual makanan, penjual baju,
dll. Tidak adanya lahan parkir bagi konsumen yang ingin membeli sesuatu di
jalan ini menyebabkan para pengendara khususnya mobil memarkirkan kendaraanya
di pinggir jalan. Karena jalannya sempit, jadi yang memarkirkan mobilnya di
pinggir jalan KH. Amin Jasuta otomatis mengambil sebagian kecil jalan, sehingga
membuat kemacetan karena jalan sudah sangat sempit lalu dipersempit lagi dengan
ada yang parkir sembarangan.
Lalu apa yang seharusnya
dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta? Setelah
menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan, saya memiliki beberapa
solusi yang menurut saya dapat mengurangi kemacetan di jalan tersebut. Berikut
ini adalah beberapa solusi menurut saya :
1. Memperbaiki
kondisi jalan, baik yang berlubang, retak dll. Sehingga pengendara dapat
merasakan kenyamanan berkendara. Jika jalan tidak ada yang berlubang ataupun
retak, pengendara dapat melintasi jalan sesuai dengan lebar jalannya tanpa
harus menghindari suatu lubang yang berarti mengurangi lebar jalan.
2. Memperbaiki
saluran air sehingga dapat berfungsi secara optimal. Jika saluran air dapat
mengalir secara optimal, maka ketika hujan air dapat mengalir pada saluran
tersebut sehingga tidak akan ada genangan air yang dapat mengganggu pejalan
kaki dan juga pengendara.
3. Membuat
jalur pedestrian, seharusnya di setiap jalan itu ada jalur bagi pejalan kaki.
Selain digunakan untuk orang berjalan kaki, jalur pedestrian yang baik juga
dapat memperindah kota. Asalkan jalur pedestrian ini tidak disalahgunakan
dengan berjualan ataupun sebagai lahar parkir liar.
4. Perlu
adanya petugas baik dari polisi lalu lintas maupun dinas perhubungan yang dapat
mengatur lalu lintas di persimpangan jalan. Hal ini dapat mengurangi keegoisan
pengendara yang tidak mau mengalah sehingga arus lalu lintas menjadi lancar.
5. Karena
lebar jalan yang sempit, menurut saya di jalan ini tidak diperbolehkan semua
pengendara untuk berhenti maupun parkir di pinggir jalan. Kecuali ada lahan
parkir tersendiri yang disediakan oleh masing-masing penjual/pengusaha yang
mungkin menjorok ke dalam sehingga tidak mengganggu jalur pedestrian dan jalan.
6. Tidak
memperbolehkan angkot melintas pada waktu sibuk 06.00-08.00 dan juga
16.00-17.00. Sosialisasi bagi para pengendara angkot untuk tidak melintas di
jalan dan waktu tersebut. Sanksi tegas diberikan kepada para pengendara angkot
yang melanggar sehingga membuat jera para pelanggar.
Jika
semua solusi yang saya berikan telah dilaksanakan dan masih saja terjadi
kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta, solusi terakhir yang mungkin dapat
mengurangi kemacetan adalah dengan memberlakukan sistem one way atau sistem jalan dengan satu arah. Jalur 1 arah ini
diberlakukan pada saat jam sibuk saja yaitu pukul 06.00-08.00 dan 16.00-17.00.
Untuk arahnya yaitu pada pagi hari, 1 arah ke arah kaloran atau dalam hal ini ke
arah pusat Kota Serang dan pada sore hari, 1 arah ke arah lampu merah brimob
atau dalam hal ini ke arah daerah pemukiman. Menurut saya dengan sistem seperti
ini akan mengurangi macet sehingga keluhan kemacetan di jalan KH. Amin Jasuta
di waktu sibuk yang dapat menghambat aktivitas tidak lagi terjadi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut.
Gambar 1 : Jalan KH.
Amin Jasuta berdasarkan Google Maps
Gambar 2 : Sketsa Jalan
& arah lalu lintasnya sebelum diberlakukan sistem one way
Gambar 3 : Sketsa jalan
& arah lalu lintasnya setelah diberlakukan sistem one way (pagi hari)
Gambar 4 : Sketsa jalan
& arah lalu lintasnya setelah diberlakukan sistem one
way (sore hari)
Demikianlah pembahasan
saya tentang kemacetan khususnya di Jalan KH. Amin Jasuta Kota Serang Banten
beserta beberapa solusi dari saya pribadi, semoga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang melihat blog saya ini. Saya berharap akan ada upaya dari
pemerintah Kota Serang untuk memperbaiki sistem lalu lintas di jalan tersebut
agar warga Kota Serang dapat lebih nyaman saat melintasi jalan tersebut. Mohon
maaf jika ada kekurangan dalam tulisan saya itu, terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)